Tulisan ini disusun sebagai bahan pelatihan kepala sekolah dalam mengembangkan perencanaan, merealisasikan rencana, memantau keterlaksanaan rencana dan pencapaian hasil, serta melaksanakan tindaklanjut perbaikan melalui pelatihan perbaikan dokumen RKJM dan RKAS.
Ketangguhan utama kepala sekolah ada pada penguasaan ilmu dan keterampilan yang baik dalam merencanakan program sekolahnya sehingga dapat meraih keunggulan. Dalam mewujudkan cita-cita kepala sekolah hendaknya menempuh empat langkah stategis; yaitu pertama menganalisis konteks eksternal dan internal; kedua merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi, ketiga menerapkan strategi dalam pelaksanaan program, dan keempat memonitor dan mengevaluasi program (Thomas L. Wheelen and I David Hungger:1995).
Keempat langkah strategis itu, ujungnya adalah mewujudkan keunggulan mutu siswa atau lulusan. Lulusan berkeunggulan adalah yang memiliki dapat menguasai materi pelajaran, terampil menerapakan ilmu yang diperolehnya, menguasai cara belajar sehingga penguasaannya dapat siswa gurunakan dalam memecahkan masalah kehidupannya.
Pengembangan kapasitas sekolah untuk mewujudkan mutu lulusan merupakan proses yang tidak pernah berakhir selama sekolah berdiri dan proses pembelajaran berjalan. Oleh karena itu, peningkatan mutu merupakan proses yang bersiklus tanpa henti dari tahun ke tahun. Targetnya pun harus berubah karena segala sesuatuyang ada sekitar hidup siswa terus berubah.
Untuk menuntun kepala sekolah meraih mimpinya sebaiknya kepala sekolah merumuskan visi-misi yang disertai dengan tujuan yang jelas. Jelas artinya harus diuraikan dalam sejumlah target yang realistis dan terukur. Penegasan tersebut mengarahkan kepala sekolah agar dapat menjamin pelaksanaan keempat langkah strategis di atas mengarah pada tujuan yang direalisasikan dalam target yang selalu diukur pencapaiannya dari waktu ke waktu.
Selain empat langkah strategis, terdapat empat langkah utama menjamin mutu yang wajib kepala sekolah tunaikan.Pertama merumuskan strategi atau metode dalam perencanaan (plan) berdasarkan pencapaian program sebelumnya. Dalam perencanaan kepala sekolah perlu memperhitungkan kekuatan sumber daya yang sekolah miliki sehingga target selalu disesuaikan dengan kemampuan nyata untuk mewujudkannya. Kedua, menerapkan strategi atau melaksanakan kegiatan sesuai dengan program. Ketiga, memonitor dan mengevaluasi proses dan hasil pekerjaan, melaksanakan perbaikan proses pekerjaan untuk memperbaiki pencapaian. Keempat, menggunakan hasil monitoring datan evaluasi sebagai dasar untuk melaksanakan perbaikan berkelanjutan. Siklus kegiatan itu sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh Edward Sallis (1993) yang sangat terkenal dengan model plan, do, check, act.
Target kompetensi
Pelatihan ini memiliki target agar kepala sekolah mampu memperbaiki Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan/RKAS secara berkelanjutan sehingga program berkembang sesuai kebutuhan pembaharuan mutu. Target kompetensi umum tersebut selanjutnya dijabarkan dalam target khusus, yaitu agar kepala sekolah mampu
- Memetakan pemenuhan standar berdasarkan analisis konteks.
- Merumuskan dokumen RKJM dan RKAS secara sistematis.sesuai dengan kebutuhan pengembangan sekolah yang realistik dan terukur.
- Penentuan skala prioritas
- Mengembangkan RKJM dan RKAS yang mengintegrasikan seluruh program pemenuhan delapan SNP.
- Mengembangkan program RKJM dan RKAS secara inovatif sehingga memenuhi prinsip pembaharuan mutu berkelanjutan.
- Menggunakan instrumen evaluasi program sekolah
Bentuk Tagihan yang diharakan dapat dihimpun seusai pelatihan sebagai berikut:
- Dokumen analsis konteks internal dan eksternal sekolah.
- Rumusan visi-misi sekolah.
- Rumusan tujuan sekolah
- Perumusan Skala Prioritas
- Model Perumusan RKJM dan RKAS
- Model Instrumen evaluasi program.
Materi Pelajaran
- Analisis konteks
- Penetapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
- Analisis Skala Prioritas Pemenuhan Standar
- Model pengembangan RKJM dan RKAS yang mencakup delapan standar nasional pendidikan dengan fokus pemenuhan target mutu lulusan.
- Model Instrumen evaluasi program.
Kelima topik materi selanjutnya diurai dalam deskripsi singkat materi pelajaran sebagai berikut;
Materi Kesatu: Analisis konteks.
Untuk menetapkan target mutu lulusan yang realistik, tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah maka kepala sekolah perlu menguasai prinsip-prinsip dalam melaksanakan analisis konteks dan menggunakan hasil analisis sebagai salah satu dasar penentuan standar. Dengan melakukan analisis konteks eksternal kepala sekolah akan dapat memperhitungkan peluang yang sekolah miliki dan ancaman nyata yang sekolah hadapi. Hasil analisis internal akan memberikan informasi nyata tentang kekuatan dan kelemahan sekolah yang sekolah miliki.
Kepala sekolah yang efektif adalah kepala sekolah yang dapat memanfaatkan setiap kekuatan untuk meraih keunggulan, dan dapat memperbaiki setiap kelemahan melalui proses perbaikan. Kepala sekolah pembelajar selalu melakukan langkah perbaikan dengan cara belajar.
- Analisis lingkungan eksternal
Kepala sekolah perlu memfasilitasi seluruh pemangku kepentingan mengetahui posisi mutu sekolahnya di tengah-tengah persaingan dengan sekolah lain yang sejenis; misalnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan terus dapat diperluas wilayahnya sehingga dengan cara itu warga sekolah dapat mengidentifikasi kekuatan maupun kelemahan yang menggambarkan kondisi nyata sekolah.
Berdasarkan pemahaman yang dalam mengenai posisi sekolahnya, maka kepala sekolah dapat metakan kebutuhan mutu lulusannya. Keunggulan yang perlu sekolah wujudkan perlu kepala sekolah gambarkan agar dapat menjadi panduan kerja seluruh warga sekolah. Misalnya, siswa memiliki keimanan yang tangguh; berpengetahuan sesuai perkembangan kehidupan pada ruang lingkup lokal, nasional, dan global; memiliki keterampilan membaca, menulis dan berhitung; memiliki keterampilan hidup yang adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai modal dasar untuk mendapatkan pekerjaan yang bermartabat secara ekonomi; sehat jasmani dan rohani; dan cakap berkomunikasi, berkolaborasi dan berkompetisi dalam kehidupan nyata di masyarakat (Lihat SKL).
Banyak informasi yang berkaitan dengan konteks, namun ada hal lain yang sangat perlu yaitu, kepala sekolah mengenal kamampuan akademik, bakat, minat, latar belakang sosial ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, latar belakang agama, budaya, karakteristik pekerjaan masyarat sekitar. Kepala sekolah yang bijak adalah kepala sekolah yang dapat memanfaatkan pengenalan siswanya untuk kepentingan menetapkan target dan strategi belajar siswa sehingga potensi diri siswa dapat sekolah kembangkan secara optimal dan kontekstual.
Dalam analisis eksternal pada prinsipnya kepala sekolah akan memperoleh pengetahuan mengenail peluang dan ancaman.
2. Analisis lingkungan internal,
Analisis lingkungan internal pada dasarnya merupakan proses untuk mengidentifikasi kondisi nyata sekolah yang dikelompokkan dalam keuatan dan kelemahan. Kondisi yang telah memenuhi harapan diklasifikasikan dengan keunggulan, sedangkan kondisi yang belum memenuhi harapan diklasifikasikan dalam kelemahan.
Agar kepala sekolah dapat menggambarkan kondisi nyata sekolah diperlukan data dari hasil evaluasi kinerja seperti hasil akreditasi atau evaluasi diri sekolah.
Materi Kedua: Perumusan SKL
Menetapkan mutu lulusan secara definitif merupakan bagian penting dalam pemenuhan delapan standar. Alasannya adalah tinggi rendah mutu lulusan menentukan tinggi rendahnya sumber daya manajemen yang diperlukan. Semakin tinggi mutu lulusan yang sekolah harapkan, menentukan kurikulum, pendidik, proses pembelajaran, penilaian,sarana dan prasarana yang dapat menunjang terwujudnya mutu lulusan.
Sekolah yang efektif mampu mengelola sumber daya yang ada sehingga sekolah dapat mewujudkan tujuan. Agar sekolah memiliki patokan pengarah yang baku maka kepala sekolah wajib menggunakan SKL sebagai patokan baku sehingga sebaiknya target mutu lulusan tidak lebih rendah daripada standar nasional.
Oleh karena itu, selayaknya kriteria pencapaian SKL kepala sekolah perlakukan sebagai poros penentuan target seluruh kegiatan pemenuhan standar yang terstruktur secara sistematis.
Materi Ketiga: Analsis Skala prioritas
Kepandaian untuk menentukan program prioritas merupakan bagian dari daya kewirausahaan kepala sekolah. Di sini kepala sekolah dapat memilih program mana yang menurut pertimbangan logis dan intuitifnya sangat penting dan perlu didahulukan dan program mana yang dapat disisihkan pengerjaanya. Pemilihan program prioritas pada prinsipnya menggunakan model pertimbangan mana yang paling mendesak dan paling tidak mendesak untuk dilakukan. Semakin mendesak suatu program dan yang paling bermakna terhadap penentuan keberhasilan sekolah, maka dapat dinyatakan bahwa program harus menjadi prioritas.
Materi Keempat: RKJM dan RKAS
Pengembangan RKJM dan RKAS dapat menggunakan strategi ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi. Prinsip ini menyiratkan kita dapat menggunakan model yang telah ada dan memodifikasi untuk memperoleh struktur baru. Lihat model RKJM dan RKAS untuk dimodifikasi
Materi Kelima: Model Instrumen Evaluasi Program
Instrumen evaluasi program dapat dibuat sederhana. Namun demikian harus memenuhi syarat mengukur yang seharusnya diukur. Instrumen merupakan alat untuk menghimpun data yang dibutuhkan untuk membuktikan apakah tujuan tercapai atau tidak tercapai. Bentuk alat ukur yang sederhana dapat dilihat dalam bentuk model instumen yang dapat didownload.
Demikian materi yang telah disusun secara ringkas sebagai bahan pelatihan kepala sekolah melaksanakan perbaikan RKJM dan RKT secara berkelanjutan untuk mengendalikan perubahan sekolah agar adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang siswa butuhkan untuk mengarungi hidupnya.
Referensi
- Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
- Pemendiknas 19 Tentang Standar Pengelolaan
- Edward Sallis, 1993. Total Quality Management in Education, Kogan Page Ltd, 120 Pentonville Road London N1 9JN UK
- Thomas L. Wheelen and I David Hungger (1995) Strategic Management and Business Policy, Fifth Edition, California, New York etc. Addison Wesley Publishing Company.